Perbaiki diri dan serulah orang lain!

Menyeru orang lain untuk berbuat baik itu lebih sulit ketimbang memperbaiki diri sendiri. Sebab dengan beragamnya karakter manusia, seorang penyeru kebaikan (aktifis dakwah, red) dituntut mempunyai kepandaian dalam pendekatan dari sekian karakter manusia, yaitu berkomunikasi. Perbedaan karakter manusia, maka berbeda pula teknik ajakannya. Hal inilah yang saya maksud menyeru itu hal yang susah, beresiko dan penuh perjuangan. Tapi saya tidak akan menguraikan bagaimana teknik berkomunikasi itu apalagi resikonya dalam menyeru orang lain ke jalan kebaikan. Karena pekerjaan yang mulia ini, harus dilihat dulu dari hal yang lebih substansi, yaitu memperbaiki diri. (tul nggak?)

Perbaiki diri dan serulah orang lain! Itulah langkah utama dan satu-satunya jalan menuju kebangkitan Islam (mau nggak, kalau Islam bangkit?). Imam Syahid Hasan Al-banna mengatakan bahwa dasar yang sempurna dalam perbaikan diri adalah aqidah yang benar. Dari sinilah kita akan merealisasikan kerja-kerja dakwah, memecahkan masalah serta menyerahkan segala apa saja yang kita miliki demi Allah swt.

Jika kita lihat aqidah yang dipegang oleh para Rasul dan sahabatnya, betap basar pengaruhnya sebuah aqidah itu. Ia tidak menggelincirkan mereka ke lembah kehinaan. Tapi menjadikan mereka sebagai teladan yang tidak ada tolok bandingnya, yang membentuk pribadi-pribadi pahlawan yang mengagumkan dalam setiap medan jihad. Kejujuran, pengorbanan, amanah, cinta, kesetiaan dan penghambaannya menjadi karakter kepribadian yang membumi. Sampai mengantarkan Islam pada kejayaan pada zamannya.

Imam Syahid Hasan Al-banna mengajarkan kita untuk menjauhkan diri dari segala bentuk aqidah yang mungkin dapat mengotori kemurnian aqidah dan menyelewengkannya, atau yang mungkin mudah tergelincir pada persoalan akliah semata-mata yang dapat menimbulkan kancah perdebatan dan pertengkaran sia-sia, terutama pada masa sulit seperti ini, karena berbagai cobaan tengah melanda silih berganti.

Related Post