English French German Spain Italian Russian Portuguese Japanese Korean Arabic
by : BTF

Ulasan Terkait

KIAT-KIAT MEMPERSIAPKAN DIRI JELANG RAMADHAN BERSAMA RASULULLOH SAW..!!!

Syukur al-hamdulillah, Allah SWT masih memberikan kesempatan kepada untuk berjumpa dengan bulan Ramadhan, semoga kita semua dapat berpuasa sesuai dengan perintah Allah SWT, dan menjadikannya sebagai saat-saat dan kesempatan yang berharga untuk memperbanyak ibadah, amal shalih dan aktivitas lainnya demi meraih ridha Allah SWT. Bulan Ramadhan adalah bulan yang banyak memiliki keistimewaan, nama yang tidak asing bagi umat Islam. Sayyidus suhur (penghulu bulan-bulan) adalah merupakan julukan yang sangat indah, syahru nuzulil Quran, (bulan diturunkannya Al-Qur’an), syahrut tarbiyah (bulan pendidikan), Syahrul Muwasah (bulan toleransi dan peduli), dan julukan-julukan indah lainnya, adalah nama-nama yang indah yang begitu melekat pada bulan Ramadhan. Namun dari sekian banyak keistimewaan dan keutamaannya serta keindahannya, sangat sedikit dari umat Islam yang menyadari -atau mungkin mereka sadar tapi belum menyentuh lubuk hati mereka- sehingga saat Ramadhan tiba, tidak ada raut wajah sumringah atau bergembira menyambutnya. Tidak ada antusiasme masyarakat untuk mengikuti amaliyah dan ibadah Ramadhan kecuali sekadar menjalankan kegiatan ritual belaka; sekadar melepas atau menggugurkan kewajiban atau hanya karena adat dan tradisi serta kebiasaan yang sudah biasa dilakukan pada setiap bulan Ramadhan hadir. Sehingga setiap kali selesai bulan Ramadhan kepribadian seseorang tidak meningkat dan berubah, tetap seperti yang lama, yang berubah hanyalah umurnya saja yang semakin hari memang terus bertambah dan tua. Karena itulah agar puasa tidak sia-sia, sebelum memasuki bulan suci Ramadhan, maka hendaknya setiap orang melakukan persiapan diri dengan beberapa cara berikut ini: 1. Persiapan Ma’nawi (spiritual); dengan cara membersihkan hati dari penyakit yang dapat menggugurkan aqidah dan nilai ibadah, juga agar dapat melahirkan niat yang ikhlas dalam menjalankan segala aktivitas dan ibadah Ramadhan, terutama puasa. 2. Persiapan fikri (pemahaman); melalui pembekalan diri dengan ilmu-ilmu dan pengetahuan agama, terutama yang terkait langsung dengan amaliyah dan ibadah di bulan suci Ramadhan. 3. Persiapan Jasadi (Fisik); dengan menjaga kesehatan badan dan anggota tubuh lainnya, menciptakan lingkungan bersih serta mengubah pola hidup menjadi lebih sehat dan teratur. 4. Persiapan Materi; dengan menyiapkan diri untuk menabung dan menyisihkan sejumlah dana sehingga dapat memperbanyak infak, memberi ifthar kepada orang lain dan membantu orang yang membutuhkan. Dengan beberapa persiapan tersebut diharapkan seorang muslim mampu melaksanakan berbagai aktivitas atau amaliyah di bulan Ramadhan secara optimal dan berhasil menjadi hamba rabbani baik qobla (pra), atsna’a (pada saat) dan ba’da (pasca) Ramadhan. Rasulullah saw bersabda : “Andaikan umatku mengetahui apa yang ada dalam Ramadhan, maka ia bakal berharap satu tahun itu puasa terus.”(Ibnu Khuzaimah) Dalam hadits lain Rasulullah memotivasi umatnya, para pelaku kebaikan atau kejahatan yang mengikuti Ramadhan dengan baik. “Bulan Ramadhan; di dalamnya pintu surga dibuka, pintu neraka di tutup dan syaitan-syaitan dibelenggu, di dalamnya pada setiap malamnya ada seruan; wahai para pencari kebaikan marilah kemari, dan wahai para pelaku kejahatan berhentilah”. (Thabrani) Dalam hadits nabi yang lainnya juga disebutkan “Pada bulan Ramadhan, umatku diberikan lima perkara yang tidak diberikan kepada umat sebelum mereka: (1) bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih wangi daripada bau minyak kasturi, (2) para malaikat memohonkan ampunan untuk mereka hingga mereka berbuka puasa, setiap hari Allah menghias surga-Nya lalu berkata (kepada surga), ‘Hamba-hamba-Ku yang berpuasa hampir menanggung beban dan sakit agar dapat sampai kepadamu,’ (3) para setan dibelenggu sehingga mereka tidak leluasa (untuk menggoda manusia) seperti yang biasa mereka lakukan pada bulan yang lain, dan (5) mereka diberi ampunan pada akhir suatu malam.’ Ditanyakan kepada Rasulullah, ‘Ya Rasulullah, apakah malam tersebut adalah Lailatul Qadar?’ Beliau menjawab, ‘Tidak, tapi seorang pekerja akan mendapatkan upah jika ia telah menuntaskan pekerjaannya.’” (Ahmad) Allahumma Ballighna Ramadhan Judul di atas merupakan penggalan dari hadits Nabi saw yang berupa doa beliau ketika memasuki bulan Rajab dan Sya’ban. Secara lengkap doa yang disampaikan oleh Nabi saw adalah sebagai berikut: “Ya Allah SWT berkahilah hidup kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami hingga bulan Ramadhan”. Adapun nash lengkap hadits seperti yang termaktub dalam Musnad Imam Ahmad adalah sebagai berikut: Menceritakan kepada kami Abdullah, dari Ubaidullah bin Umar, dari Zaidah bin Abi ar-Raaqod, dari Ziyad an-Numairi, dari Anas bin Malik berkata ia, Adalah Nabi saw apabila masuk bulan Rajab, beliau berdoa ; “Ya Allah SWT berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami kepada Bulan Ramadhan. beliau selalu berkata, “Pada malam jumat nya ada kemuliaan, dan siangnya ada keagungan. Doa Nabi saw di atas bentuknya umum, yang berarti ketika membaca doa ini, seakan seorang muslim memohon kepada Allah SWT tiga permohonan; 1. Memohon kepada Allah agar diberikan panjang umur sehingga dapat memasuki bulan Ramadhan; 2. Memohon kepada Allah SWT agar selain diberikan usia panjang, juga diberi kemampuan dan kesehatan sehingga dapat menunaikan aktivitas dan ibadah yang ada pada bulan Ramadhan secara optimal dan maksimal; 3. Memohon kepada Allah SWT agar –melalui ibadah Ramadhan- agar diberikan hidayah dan rahmat, iman dan taqwa, sehingga kelak –setelah mengikuti amaliyah Ramadhan- termasuk orang-orang yang mendapatkan keberkahan, ampunan dan terbebas dari api neraka serta meraih berbagai kenikmatan dan kebahagiaan serta taqwa. Kenapa demikian? Karena betapa banyak orang yang tadinya sehat wal afiat, usia ada namun ketika menjelang Ramadhan tiba, ruhnya dipanggil oleh yang Maha Kuasa sehingga tidak dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan. Dan betapa banyak orang yang diberikan usia panjang hingga dapat memasuki bulan Ramadhan, namun tidak dapat menjalankan ibadah dan amaliyah yang ada pada bulan Ramadhan karena sakit, kondisi fisik yang lemah dan lain-lainnya. Dan lebih mengenaskan lagi, betapa banyak orang yang diberikan kesempatan hidup, umur panjang, badan sehat dan fisik yang kuat, namun tidak di dalamnya mendapatkan keberkahan, kebaikan dan ampunan Allah SWT; karena tidak ada iman, tidak mampu mengendalikan hawa nafsu, amarah dan angkara murka serta perkataan dan perbuatan tercela lainnya. Nabi saw bersabda: رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ “Betapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan pahala dari puasanya kecuali hanya lapar dan haus belaka” (Musnad Ahmad) Dalam hadits lainnya juga disebutkan: “Telah datang pada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh keberkahan, di dalamnya terdapat kebaikan yang meliputi kalian karena Allah (ada di dalamnya), maka turunlah rahmat, berguguran segala kesalahan dan dosa, di dalamnya doa dikabulkan, maka Allah melihat semangat berlomba kalian, dan para malaikat sangat dengan kalian, maka perlihatkan di hadapan Allah yang terbaik dari jiwa-jiwa kalian, karena sesungguhnya celaka bagi siapa yang diharamkan di dalamnya rahmat Allah SWT”(Thabrani) Karena itu mari senantiasa kita membaca doa seperti yang diajarkan nabi di atas, dan juga membaca doa yang selalu dipanjatkan oleh para pendahulu kita… kelak semoga Allah SWT mengabulkannya.. “Ya Allah selamatkanlah kami hingga bulan Ramadhan ke depan, dan pertemukan untuk bulan Ramadhan dan terimalah seluruh amal kami pada bulan Ramadhan”. Dan doa yang ada dalam Al-Qur’an: رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ “Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan hati Kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada Kami, dan karuniakanlah kepada Kami rahmat dari sisi Engkau; karena Sesungguhnya Engkau-lah Maha pemberi (karunia)”. (Ali Imran:8) Sesuatu yang dinanti-nanti pasti akan memberikan kebahagiaan, sebagaimana sesuatu yang akan memberikan kebahagiaan pasti senantiasa dinantikan kehadirannya. Seorang suami istri misalnya, yang telah lama menikah dan belum dikaruniai anak, lalu berkeinginan mempunyai anak, pasti selalu menantikan hadirnya sang buah hati, lalu setelah hadir di tengah-tengah mereka pasti keduanya merasa bahagia tiada terkira. Namun jika anak yang akan memberikan kebahagiaan itu belum hadir, maka mereka akan selalu dan terus menantinya, sambil berharap hadirnya si buah hati di tengah mereka. Begitu pula dengan bulan Ramadhan, bulan yang selalu dinanti-nanti oleh setiap hamba kehadirannya, karena ada kebahagiaan yang terdapat di dalamnya saat hadir di tengah-tengah mereka. Dan karena di dalamnya terdapat nilai yang akan memberikan kebahagiaan dan ketenteraman maka ia akan senantiasa dinanti-nantikan sepanjang tahunnya. Begitulah yang dilakukan oleh Rasulullah saw saat menanti hadirnya bulan yang penuh berkah. Dua bulan sebelumnya beliau sudah memohon kepada Allah SWT agar dipanjangkan asianya sehingga dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan. Begitu pula para sahabat, mereka selalu antusias dan bersemangat dalam menanti hadirnya bulan Ramadhan. Sebagaimana para tabiin, tabi tabiin dan para salafussalih; mereka tidak pernah lupa dan selalu menantikan hadirnya bulan Ramadhan, bahkan dalam suatu riwayat disebutkan bahwa hidup mereka dalam setahun dibagi pada dua bahagian; periode pasca Ramadhan dengan memohon kepada Allah SWT agar diterima segala amal ibadah mereka dan periode sebelum Ramadhan (6 bulan sebelumnya), agar kembali diperkenankan Allah SWT untuk berjumpa dengan bulan Ramadhan pada masa yang akan datang. Bahagia menyambut hadirnya bulan Ramadhan adalah suatu keniscayaan, karena dengan itu ia akan mempersiapkan diri untuk menyambutnya; baik secara fisik, mental dan spiritual, harta dan lain sebagainya, sebagaimana dapat memberikan semangat untuk mengisi aktivitas dan ibadah Ramadhan secara maksimal dan optimal. Bahagia menyambut bulan Ramadhan merupakan sunnah dan bagian yang tidak boleh terpisahkan bagi umat Islam, karena hal tersebut berarti mensyukuri nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepadanya; Allah SWT masih memberikan kesempatan untuk meraih dan menggapai berbagai nikmat, pahala dan janji-janji yang telah disediakan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Seperti nabi saw selalu mengingatkan dalam sabdanya: “Shalat lima waktu, dan jumat ke jumat lainnya, dan Ramadhan ke Ramadhan lainnya akan menggugurkan dosa antara keduanya selama menjauhi dosa besar”. (Muslim). Dalam hadits lain disebutkan: “Barangsiapa yang bergembira datangnya bulan Ramadhan, diharamkan Allah jasadnya menyentuh api neraka”. (An-Nasa’i). Dan pada hadits lain juga disebutkan: “Seandainya umatku tahu keutamaan bulan puasa, tentu mereka akan meminta supaya bulan yang ada dijadikan puasa selamanya… (Ibnu Majah). Rasulullah saw selain mengucapkan doa ketika memasuki bulan Rajab seperti yang termaktub di atas, menjelang Ramadhan tiba beliau juga menyampaikan basyarah (kabar gembira) sekaligus pengarahan dan motivasi kepada para sahabatnya terkait dengan bulan Ramadhan. Seperti yang diriwayatkan oleh Sayyid bin Thawus dan syeikh Shaduq, dengan sanad dari Amirul Mukminin Umar bin Al-Khattab ra, dia berkata: bahwa Rasulullah saw pada suatu hari menjelang bulan Ramadhan tiba berpidato di hadapan kami: Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah SWT dengan membawa berkah rahmat dan magfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah SWT. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama. Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah SWT dan dimuliakan oleh-NYA. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amal mu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah SWT Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah SWT membimbingmu untuk melakukan shiyam (puasa) dan membaca Kitab-Nya. Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah SWT di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan haus-mu di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraan-mu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatim-mu. Bertobatlah kepada Allah SWT dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah SWT memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya. Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amal-mu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu. Ketahuilah! Allah SWT bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb al-alamin (Tuhan semesta alam). Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah SWT nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. (Sahabat-sahabat lain bertanya: “Ya Rasulullah! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.” Rasulullah meneruskan: “Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan se teguk air.” Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaqnya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathal mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah SWT akan meringankan pemeriksaan-nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah SWT akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah SWT akan memuliakannya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahim) di bulan ini, Allah SWT akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah SWT akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah SWT akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardhu, baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardhu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah SWT akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan menjadi ringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatamkan Al-Quran pada bulan-bulan yang lain. Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkan nya kembali bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan kembali bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasai dirimu kembali. Amirul mukminin berkata: “Aku berdiri dan berkata: “Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi: “Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah SWT”. Wahai manusia! sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang Allah SWT telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu (sunnah).” “Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, sama lah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.” “Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan ( syahrul muwasah ) dan bulan Allah SWT memberikan rezki kepada mukmin di dalamnya. Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikit pun berkurang.” Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabda lah Rasulullah saw, “Allah SWT memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau se teguk air, atau se hirup susu.” Dan barangsiapa yang memberikan rasa kenyang kepada orang yang berpuasa, maka Allah SWT akan memberinya minuman dari kolam ku sehingga dia tidak akan haus selamanya sampai masuk surga. Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya niscaya Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya dan memerdekakannya dari neraka.” Oleh karena itu perbanyaklah dengan empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat membutuhkannya; Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan mohon ampun kepada-Nya; sedangkan dua perkara yang kamu sangat membutuhkannya ialah memohon surga dan perlindungan dari neraka. Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah SWT memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga.” (Ibnu Huzaimah). Duhai bulan Ramadhan yang penuh berkah Kuingin selalu hidup bersamamu Merentas jalan menuju Ridha Allah Menggapai bahagia sepanjang hidupku فِي رَمَضَانَ تُغَلَّقُ فِيهِ أَبْوَابُ النَّارِ وَتُفَتَّحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَتُصَفَّدُ فِيهِ الشَّيَاطِينُ قَالَ وَيُنَادِي فِيهِ مَلَكٌ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَبْشِرْ يَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ أُعْطِيَتْ أُمَّتِي خَمْسَ خِصَالٍ فِي رَمَضَانَ لَمْ تُعْطَهَا أُمَّةٌ قَبْلَهُمْ خُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ وَتَسْتَغْفِرُ لَهُمْ الْمَلَائِكَةُ حَتَّى يُفْطِرُوا وَيُزَيِّنُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ كُلَّ يَوْمٍ جَنَّتَهُ ثُمَّ يَقُولُ يُوشِكُ عِبَادِي الصَّالِحُونَ أَنْ يُلْقُوا عَنْهُمْ الْمَئُونَةَ وَالْأَذَى وَيَصِيرُوا إِلَيْكِ وَيُصَفَّدُ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ فَلَا يَخْلُصُوا إِلَى مَا كَانُوا يَخْلُصُونَ إِلَيْهِ فِي غَيْرِهِ وَيُغْفَرُ لَهُمْ فِي آخِرِ لَيْلَةٍ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَهِيَ لَيْلَةُ الْقَدْرِ قَالَ لَا وَلَكِنَّ الْعَامِلَ إِنَّمَا يُوَفَّى أَجْرَهُ إِذَا قَضَى عَمَلَهُ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانٍ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ أتاكم رمضان شهر بركة ، فيه خير يغشيكم الله [ فيه ] ، فتنزل الرحمة ، وتحط الخطايا ، ويستجاب فيه الدعاء ، فينظر الله إلى تنافسكم ، ويباهي بكم ملائكته ، فأروا الله من أنفسكم خيرا ، فإن الشقي من حرم فيه رحمة الله عز وجل اللَّهُمَّ سَلِّمْنِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِي رَمَضَانَ وَتَسْلِمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلاً dari berbagai sumber