Aku hanya puing menara kefasikan yang retak
Tertimbun bersama reruntuhan bangunan
Kemusyrikan
Berdesak terhimpit
Antara kemilau kaca tajam fatamorgana
Tak ada terang menerobos
Celah rapuh dan sempit itu
Gelap
Meski bersinar kemilau
Penghulu bulan
Wajah itu begitu dekat
Lebih dekat dari urat nadiku
Aku mampu berdiri
Menjulang tinggi
Setinggi menara pujian
Berkilau di antara reruntuhan yang melumpur
Aku kaffah
Beranda Pena, 27 Mei 2009
Ribzah Nur Hilmi
(Dimuat di harian Riau Pos tanggal 12 Juli 2009)
0 komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Komentar