English French German Spain Italian Russian Portuguese Japanese Korean Arabic
by : BTF

Ulasan Terkait

Evalusia Amal

“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan) nya.” [QS.99/7-8]
Selalu melihat ke belakang, adalah bentuk amal evaluasi untuk mengevaluasi amal. Kerja seperti ini hanya dilakukan oleh manusia yang sadar siapa dirinya. Untuk mengetahui karya (amal-amal, red) yang telah diperbuat hanya mampu dikerjakan oleh orang yang berpikir ke depan.Evaluasi itu akan ia jadikan pijakan untuk melangkah dengan hari-hari penuh kontribusi. Kontribusi yang akan memenuhi catatan amalnya.
Suatu Rasulullah dihadapan para sahabatnya memecahkan keheningan suasana dengan bertanya kepada para sahabatnya. “Siapakah diantara kalian yang hari pagi ini sudah berinfaq?”. Salah satu diantara sahabat menjawab, “Saya ya rasul!”. Rasulullah bertanya lagi, “Siapa diantara kalian yang pagi ini, sudah memberi makan kepada fakir miskin?”. Lagi-lagi orang itu menjawab, “Saya ya Rasul!”. Sampai pertanyaan ke empat dari rasulullah, hanya salah seorang sahabat itu yang selalu menjawab. Dia adalah sahabat Rasul yang telah dijamin masuk syurga. Sosok itu tidak lain adalah “Abu Bakar”.
Yang menjadi pertanyaan adalah sudahkah kita hari ini kita beramal, seberti “sang sahabat”? Apakah kita pernah mengevaluasi amal-amal dan kontribusi kita selama ini? Apa kita telah yakin kita akan masuk syurga, padahal kita tidak pernah dijamin oleh rasul untuk menjejakkan kaki di jannah? Apakah kita bertanya, kenapa kita tidak bertanya tentang pertanyaan-pertanyaan itu?
Usia manusia pada hakikatnya akan dihitung selama ia berkontribusi. Apa jadinya hidup dengan usia 1000 tahun, tapi tidak pernah beramal? Nanti jangan kaget ketika malaikat menyampaikan catatan amal kita dan hanya tertulis selama 1 tahun saja. Padahal Allah telah memberikan kepada kita 1000 tahun untuk hidup. Untuk hidup berati untuk beramal. Dan jangan pernah menyesal ketika amal keburukan kita lebih berat dari pada amal kebaikan kita. Sudah dipastikan kita akan dipanggang terlebih dahulu di neraka untuk membersihkan amal-amal kita yang buruk. Sebab untuk syurga akan menerima hamba Allah yang terbebas dirinya dari amal keburukan. Semoga!

Kota Bertuah, 20 Juli 2009
Ribzah Nurhilmi

Related Post



0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Komentar